SEKOLAH GLOBAL INDO - ASIA
PENDAFTARAN
081 999 467 333
Grade 3 Assembly
Celebrating Culture, Beliefs, and Community
On September 12th 2025, our Grade 3 students brought the central idea “Our personal beliefs and culture may influence the way we live and interact with others” to life in a memorable PYP Assembly under the transdisciplinary theme Who We Are.
The program opened with five prayers: Islam, Buddhism, Catholicism, Christianity, and Hinduism, reflecting the spirit of respect and inclusion. This was followed by the Indonesian national anthem Indonesia Raya and Wonderland Indonesia, a traditional dance honouring our country’s cultural richness.
Throughout the assembly, students showcased cultural traditions from around the globe:
-
Cultural skits on Pongal in India, family meals in Italy, Sinterklaas in the Netherlands, and Chinese New Year in Singapore, tied together by the tagline “Different Beliefs, One Community.”
-
A pianica performance of Zapin Batam.
-
Superstition skits from Indonesia, England, the Philippines, and China, reminding us of “Different Beliefs, Same Respect.”
-
Performances celebrating Japanese discipline through a Ninja dance, Indigenous Australian storytelling in The Rainbow Serpent, Spanish passion in a Flamenco dance, and South Korean creativity with a K-pop routine.
-
Mandarin language learners demonstrated how to tell time and describe daily routines, connecting language with daily life.
-
Foreign students presented in Bahasa Indonesia, sharing a poem Different but United and the song Stop Bullying, spreading messages of unity, kindness, and care.
The assembly closed with a performance of We Are Family, followed by the SGIA Hymn. With gratitude, students thanked their teachers and parents before a celebratory photo session.
This was more than a performance—it was a celebration of inquiry, respect, and cultural diversity. Our Grade 3s reminded us that even with different beliefs and traditions, we can come together as one community.
Merayakan Budaya, Kepercayaan, dan Komunitas
Pada tanggal 12 September 2025, siswa-siswi Kelas 3 membawakan ide sentral “Kepercayaan dan budaya pribadi kita dapat memengaruhi cara kita hidup dan berinteraksi dengan orang lain” dalam sebuah PYP Assembly yang berkesan di bawah tema lintas disiplin Who We Are.
Acara dibuka dengan lima doa: Islam, Buddha, Katolik, Kristen, dan Hindu, yang mencerminkan semangat saling menghormati dan inklusi. Setelah itu, dinyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Indonesia Raya dan pertunjukan tarian Wonderland Indonesia sebagai penghormatan terhadap kekayaan budaya tanah air.
Sepanjang assembly, siswa menampilkan berbagai tradisi budaya dari seluruh dunia:
-
Sketsa budaya tentang perayaan Pongal di India, makan malam keluarga di Italia, Sinterklaas di Belanda, dan Tahun Baru Imlek di Singapura, yang dihubungkan dengan slogan “Kepercayaan Berbeda, Satu Komunitas.”
-
Penampilan pianika membawakan lagu Zapin Batam.
-
Sketsa tentang takhayul dari Indonesia, Inggris, Filipina, dan Tiongkok, yang mengingatkan kita akan pentingnya “Kepercayaan Berbeda, Rasa Hormat yang Sama.”
-
Penampilan yang merayakan kedisiplinan Jepang melalui tarian Ninja, dongeng Aborigin Australia The Rainbow Serpent, semangat Spanyol dalam tarian Flamenco, dan kreativitas Korea Selatan lewat pertunjukan K-pop.
-
Siswa pembelajar bahasa Mandarin menunjukkan kemampuan mereka dalam menyebutkan waktu dan menggambarkan rutinitas harian, menghubungkan bahasa dengan kehidupan sehari-hari.
-
Siswa asing tampil dalam Bahasa Indonesia, membacakan puisi Berbeda Tapi Bersatu dan menyanyikan lagu Stop Bullying, menyebarkan pesan tentang persatuan, kebaikan, dan kepedulian.
Acara ditutup dengan lagu We Are Family, diikuti oleh lagu kebanggaan SGIA, SGIA Hymn. Dengan penuh rasa syukur, para siswa mengucapkan terima kasih kepada guru dan orang tua, lalu dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
Ini bukan sekadar pertunjukan—tetapi sebuah perayaan atas semangat inkuiri, rasa hormat, dan keberagaman budaya. Siswa-siswi Kelas 3 mengingatkan kita bahwa meskipun memiliki kepercayaan dan tradisi yang berbeda, kita tetap bisa bersatu sebagai satu komunitas.